Sukses Mangga Botolinggo Bondowoso Berkat BRI Sang Pahlawan UMKM

BRI sangat membantu usaha saya. Prosesnya cepat dan saya juga dibimbing untuk mengelola keuangan dengan lebih baik. Transaksi jual beli lebih praktis dan efisien dengan BRImo,” kata Abu Sufyan.

Banyak yang mengatakan bahwa dua tahun berjalan ini menjadi tahun yang sulit, entah dalam memasarkan produk, mengembangkan usaha hingga untuk menjalani hidup. Namun hidup harus terus berjalan dan harus tetap dilakukan, hal ini pula yang dihadapi Abu Sufyan, seorang petani mangga dari Desa Botolinggo, Kecamatan Botolinggo, Bondowoso, Jawa Timur.

Gambar: Infografis diolah

Pada dasarnya masalah yang dihadapi para pelaku usaha, khususnya UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) itu hampir sama, apalagi di tahun-tahun terakhir ini. Hal yang sama juga diungkapkan Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia) yang mengungkapkan lebih dari 60% UMKM masih kesulitan mendapatkan pinjaman modal atau pendanaan. Padahal sektor UMKM ini memberikan kontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi dalam negeri Indonesia.

Dari sekian alasan tersebut, alasan utama mengapa UMKM sulit mendapatkan pendanaan adalah adanya keterbatasan akses ke lembaga keuangan formal. 

Tentu saja  dengan aktivitas usaha yang masih perorangan dan dilakukan dengan cara yang masih sederhana, membuat banyak pelaku UMKM yang tidak memiliki rekam jejak di dunia keuangan dan perbankan, termasuk jaminan yang dibutuhkan atau juga masalah dokumentasi usaha dan keuangan yang kurang lengkap, menjadi alasan UMKM tersebut sulit memperoleh pendanaan.

Mangga Alpukat Botolinggo, Dulu Dicaci, Kini Dicari

Semua hal itu ada masanya, begitu pula dengan masa sulit, juga ada masanya, selama kita mau berupayan dan berusaha untuk mengubah nasib.

Begitu pula dengan bisnis buah, khususnya mangga. Selama ini yang lebih dikenal adalah mangga arum manis dan juga mangga manalagi, karena rasanya yang benar-benar enak dan manis.  Hal berbeda dengan mangga khas Botolinggo, yang lebih dikenal dengan mangga alpukat.

Beberapa tahun lalu, sebelum masyarakat mengenal mangga alpukat, mangga jenis ini termasuk salah satu mangga yang dianaktirikan, hal berbeda dengan dua jenis mangga favorit tersebut di atas.

Mangga alpukat sendiri sebenarnya hanya penyebutan saja, karena proses memotong mangga jenis ini dilakukan seperti proses memotong alpukat dengan cara dibelah, dan bukan dari hasil perkawinan antara buah mangga dan alpukat, namun sebutan ini dari cara mengonsumsinya saja.

Gambar: Infografis diolah

Masalah pendanaan, menjadi masalah yang dihadapi seorang petani mangga dari Desa Botolinggo, Bondowoso, yang merasakan beratnya kondisi usaha, ditambah sulitnya mendapatkan pendanaan modal dalam rangga pengembangan mangga alpukat.

Sebagai petani kecil, tentu masalah yang dihadapi juga sama, yaitu tentang modal. Meskipun mengenalkan mangga alpukat sudah dilakukan, tentu saja kebutuhan modal menjadi hal penting setelah bisnis mulai berkembang.

Dalam hal ini, meminjam kepada teman, atau bahkan saudara, bukanlah pilihan yang bijak, apalagi bila sampai meminjam yang kemudian memberatkan diri dan keluarganya.

Kehadiran BRI  dalam Pemberdayaan UMKM & UMi Membawa Secercah Harapan Baru Pengembangan Bisnis Mangga Alpukat

Tidak ada yang tidak mungkin di dunia, selama kita mau berusaha. Hal ini pula yang berlaku dalam diri Abu Sufyan dalam mengembangkan usahanya.

Kekuatan komunitas menjadikan Abu Sufyan yang tergabung dalam Kelompok Sumber Mangga mulai mengenal BRI dari teman-temannya dalam kempok petani mangga tersebut.

Seperti gayung bersambut, BRI atau PT. Bank Rakyat Indonesia,  (Persero) Tbk sebagai salah satu bank komersial terkemuka di Indonesia yang fokus pada UMKM serta memiliki komiten dalam meningkatkan kesejahteran masyarakat dengan program pemberdayaan UMKM, khususnya bagi para petani yang ada di pedesaan, berusaha mendukung usaha Abu Sufyan sebagai petani mangga di Desa Botolinggo, Kecamatan Botolinggo, Bondowoso, Jawa Timur.

Dengan program pemberdayaan UMKM yang dimiliki BRI seolah memberikan secercah cahaya baru bagi Abu Sufyan, keinginannya untuk mendapatkan dana tanpa mengganggu pihak lain, dalam hal ini saudara atau teman, terjawab sudah.

Gambar: Infografis diolah

Keinginannya untuk mengenalkan dan memasarkan mangga khas Botolinggo menjadi terbantu dengan kehadiran BRI.

Dengan program pemberdayaan UMKM dari BRI, Abu Sufyan berhasil meningkatkan skala usahanya, dengan produk Mangga Alpukat dari Desa Botolinggo, menjadi komoditas produk unggulan Bondowoso, dengan ciri khas mangga yang unik dengan rasanya yang manis, kadar air yang rendah, teksturnya yang lembut  dan juga cara unik dalam menikmati mangga alpukat ini, yaitu dengan cara menyendok langsung daging buah mangga, seperti menikmati buah alpukat.

Tentu saja keunggulan ini menjadikan “Mangga Botolinggo” semakin diminati pasar lokal dan juga luar daerah Bondowoso sendiri.

KUR Mikro BRI Program Pinjaman untuk Pengembangan UMKM

Apa yang dibutuhkan seorang pelaku usaha UMKM? Tentu dukungan, dukungan dalam hal ini tidak hanya pinjaman yang mudah, murah dan prosesnya yang tidak berbelit-belit, namun juga kemudahan dalam melakukan transaksi dan juga konsultasi bisnis yang dimiliki para staf BRI dalam membantu pengembangan para pelaku usaha.

KUR (Kredit Usaha Rakyat) menjadi fasilitas kredit Abu Sufyan dalam pengembangan bisnis mangganya. Hal penting yang menjadikan Abu Sufyan berbangga adalah karena modal awal yang diperolehnya dari BRI telah membantunya dalam proses peningkatan produktivitas dan juga proses kualitas mangga pasca panen.

Apalagi syarat pengajuan KUR juga sangat mudah, khususnya untuk KUR Mikro, bebas biaya administrasi, KTP, KK (Kartu Keluarga ) dan izin usaha.

Gambar: Infografis diolah

Tidak hanya modal, namun proses pendampingan dan juga edukasi bisnis dan literasi keuangan dari BRI membuat Abu Sufyan bersama kelompok petani di daerah yang tergabung dalam Kelompok Sumber Mangga tahu tentang bagaimana pengelolaan bisnis yang benar, ditambah dengan pengenalan transaksi dan digitalisasi BRI dengan menggunakan QRIS dan BRImo, membuat para petani semakin sadar pentingnya melakukan manajemen pengelolaan keuangan yang baik.

Bahkan dengan BRImo, proses transaksi bisnis bisa sangat terbantu, sehingga menjadikan lebih praktis dan lebih efisien.

Tidak hanya itu, pendampingan dan eduksi yang dilakukan BRI juga menjadikan usaha Abu Sufyan ini semakin berkembang dan mampu memasarkan produk mangga alpukatnya sampai ke wilayah lainnya, seperti di Jakarta.

Kini, luasan lahan yang dikelola Abu Sufyan mencapai 5 hektar dan juga sanggup mempekerjakan 10 orang pekerja lokal yang membantu dalam proses pemeliharaan, pemetikan, hingga proses pengemasan buah mangga sebelum siap dipasarkan.

Dengan pendapatan bersih yang saat ini bisa mencapai puluhan juta per bulan, Abu Sufyan telah mampu memperbaiki taraf hidup keluarganya. Bahkan dari pendapatan usaha mangga ini bisa membiayai pendidikan anak dan juga menopang ekonomi keluarga.

Kesuksesan BRI dalam Pembiayaan dan Pemberdayaan UMKM & UMi

Desember 2024, akhir tahun ini, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau yang lebih sering disebut dengan BRI, akan berusia  129 tahun, tentu hal ini menunjukkan usia kematangan sebuah institusi organisasi. 

Begitu pula dalam proses pembiayaan UMKM dan UMi, BRI sudah dikenal sebagai rajanya pembiayaan UMKM, dan sampai saat ini masih dikenal sebagai bank yang paling sukses dalam memberikan pembiayaan mikro secara langsung (direct lending) kepada debitur invidual, sehingga sudah tidak diragukan lagi kemampuannya dalam membiayai sektor UMKM dan UMi.

Gambar: Infografis diolah

Berbagai jenis skema pembiayaan BRI kepada usaha mikro telah diimplementasikan sejak lama di pasar kredit mikro, termasuk diantaranya KUR Mikro.

Berdasarkan informasi dari bri.co.id, Ekosistem Umi (UltraMikro) yang terdiri dari dari BRI, Pegadaian dan PNM (Permodalan Nasional Madani) secara konsisten terus melakukan pemberdayaan pelaku UMKM di Indonesia.

Bahkan sampai akhir Triwulan II telah tercatat ekosistem UMi telah berhasil menyalurkan pinjaman kepada 36,1 juta debitur dengan portofolio pinjaman yang disalurkan mencapai Rp 622,3 triliun atau tumbuh sebesar 7,7% secara year on year.

Bila dirinci, dari total sebesar  Rp 622,3 triliun tersebut Rp 496,2 trilun disalurkan melalui kredit mikro BRI, Rp 77 triliun disalurkan oleh Pegadaian dan sisanya sebesar Rp 49,2 triliun disalurkan oleh PNM.

Salah satu kunci utama keberhasilan BRI dalam penyaluran kredit BRI menurut Direktir Bisnis Mikro BRI, Supari, yaitu dengan cara memperkuat positioning bisnis mikro dengan pendekatan ecosystem centric dan juga strategi pemberdayaan yang berada di depan pembiayaan.

Dengan fokus pada penguasaan micropayment dengan pembentukan ekosistem berbasis pemberdayaan, maka akan meningkatkan penghimpunan simpanan masyarakat dan juga akan meningkatkan kedalaman inklusi keuangan yang berdampak pada peningkatan taraf hidup masyarakat.

Keselarasan Pemberdayaan UMKM & UMi dengan Digitalisasi BRI

Mengambil informasi dari Maini (2008), bahwa:

Untuk menjamin usaha mikro akan dapat naik kelas  (graduation) menjadi usaha kecil  atau menengah maka yang harus disediakan LKM (Lembaga Keuangan Mikro) atau Bank bagi usaha mikro tidak terbatas pada pembiayaannya saja, namun juga harus menyangkut kebutuhan produk tabungan, asuransi, skema pensiun, jasa pengirimn uang, jasa pengembangan bisnis (business development services), dan juga berbagai kebutuhan dan program keterkaitan hulu-hilir.  Seluruh kebutuhan produk keuangan tersebut diperlukan untuk lebih menjamin bahwa usaha mikro akan berjalan dengan lebih berkelanjutan.

Hal yang disampaikan N.K. Maini tersebut di atas sejalan dengan komitmen BRI saat ini, seperti yang disampaikan Direktur Bisnis Mikro, Supari,  yang menegaskan bahwa pemberdayaan UMKM di seluruh wilayah tanah air, merupakan bagian dari misi utama BRI dalam meningkatkan inklusi keuangan.

Pemberdayaan UMKM merupakan komitmen BRI untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat bawah yang mandiri dan mandiri. Dukungan tersebut mencakup pembiayaan, pendampingan, dan juga monitoring berkelanjutan, agar usaha mikro bisa berkembang dan juga memberikan dampak nyata bagi lingkungan sekitarnya.

Gambar: Infografis diolah

Hal ini terbukti dengan kemajuan yang diperoleh Abu Sufyan sebagai petani mangga yang tergabung dalam Kelompok Sumber Mangga yang berhasil meningkatkan skala usahanya berkat dukungan pemberdayaan dari BRI. Selain itu, dengan pendampingan yang telah dilakukan, maka para nasabah mirko ini tahu tentang bagaimana pengelolaan bisnis yang benar, ditambah dengan pengenalan transaksi dan digitalisasi BRI dengan menggunakan QRIS dan BRImo, membuat para petani semakin sadar pentingnya melakukan manajemen pengelolaan keuangan yang baik.

“Artikel ini diikutsertakan dalam Creator Fest - Creative+Blog

Share

0 Response to "Sukses Mangga Botolinggo Bondowoso Berkat BRI Sang Pahlawan UMKM"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel