Mengenal Lebih Dekat Saham Gorengan dan Karakteristiknya

Anda mulai tertarik berinvestasi di dunia saham? Tidak dapat dipungkiri saham sampai saat ini memang masih menjadi pilihan instrument investasi yang menarik, namun untuk masuk ke bidang ini, benar-benar harus dipahami saham mana yang benar-benar bisa memberikan keuntungan untuk Anda nantinya. Banyak sekali jenis saham yang diperdagangkan di pasar modal. Untuk itulah mengenal jenis saham menjadi penting, salah satunya adalah mengenal lebih dekat saham gorengan dan karakteristiknya agar nantinya Anda tidak terjebak dan menyesal saat akan berinvesasi atau melakukan trading di instrument ini.

saham-gorengan
Ilustrasi (Gambar: mm5007.sbm-itb.net) 

Mungkin Anda sering sekali mendengar istilah "saham gorengan”, baik di kalangan investor berpengalaman maupun pemula. Untuk itulah agar terhindar dari saham gorengan maka mengenali ciri-cirinya menjadi sangat penting agar saat berinvestasi atau melakukan trading menjadi nyaman dan aman.

Saham Gorengan adalah  Saham-saham Perusahaan dengan Kapitalisasi Pasar Kecil

Sebenarnya istilah “saham gorengan” ini merujuk pada saham-saham perusahaan dengan kapitalisasi pasar kecil atau menengah yang pergerakan harganya sangat fluktuatif dan cenderung tidak mencerminkan fundamental perusahaan. 

Alih-alih didorong oleh kinerja bisnis yang solid, lonjakan harga saham gorengan biasanya disebabkan oleh aksi spekulasi dan manipulasi pasar. Memahami lebih dalam mengenai saham gorengan dan karakteristiknya menjadi krusial bagi investor agar terhindar dari potensi kerugian besar.

Istilah "saham gorengan" sendiri merupakan metafora yang menggambarkan pergerakan harga saham yang "digoreng" atau dinaikkan secara artifisial dalam waktu singkat. 

Mengambil informasi yang disampaikan lotus sekuritas (dalam Instagram.com/ngertisaham), saham gorengan ini ibarat jajanan gorengan yang rasanya gurih alias renyah, yang harganya bisa melonjak berlipat ganda dalam waktu singkat. Tapi, jangan salah, yang namanya gorengan, kalau keseringan juga tidak sehat untuk badan. Dari ulasan sekuritas ini terdapat ciri-ciri saham gorengan yang diperdagangkan di bursa, antara lain:

1. Saham lapis tiga.

Saham ini memiliki kapitalisasi di bawah Rp 500 Miliar dan harga saham per lembarnya juga rata-rata murah, sebut saja seperti Rp 50 hingga Rp 100 perak per lembar.

Tentunya heran kalau melihat sebuah saham bukan milik perusahaan besar tapi hargnya melonjak. Ada sentiment apa kok bisa melonjak. Setelah dicheck, usust punya usut, ternyata banyak yang membeli saham tersebut dan otomatis harganya naik.

Sesuai hukum ekonomi, saat volume perdagangan terhadap suatu produk itu naik, maka harganya jadi naik, bukan? Sedangkan kalau produk tersebut tidak laris, maka terkadang produsen atau distributor akan banting harga biar cepat laku.

2. Saham emiten baru

Saham gorengan rata-rata juga berasal dari saham emiten baru yang baru saja melantai. Harga saham ini umumnya memang naik terus menerus bahkan ada yang mencapai ratusan persen dalam beberapa hari.

Dan tidak jarang, setelah dua atau tiga hari maka harganya anjlok drastis. Itu sebabnya, berburu saham IPO (atau saham yang baru melantai) harus penuh kehati-hatian.

3. Harganya tidak beraturan

Coba perhatikan saham Gudang Garam (GGRM) atau BCA (BBCA). Semua saham itu punya volatilitas harga yang cukup stabil. GGRM contohnya, patokan harganya naik turunnya pun jelas.

Bagaimana dengan saham gorengan? Bisa jadi, saham ini bertengger di harga Rp 50 perak saja. Kemudian singkat cerita jadi Rp. 100 dan beberapa saat kemudian jadi Rp 150 atau Rp 200-an. Dan, keesokan harinya, saham ini kembali terperosok lagi ke Rp 50 perak.

Giliran sudah balik Rp 50 perak lagi, tidak ada lagi yang mau beli. Kalaupun ada yang beli, harganya juga tidak bakal naik sesuai dengan yang diharapkan.

Tidak ada definisi formal dalam regulasi pasar modal mengenai saham gorengan, namun secara umum, istilah ini mengacu pada saham-saham yang memiliki ciri-ciri, sebagai berikut:

  1. Kapitalisasi Pasar Kecil atau Menengah: Perusahaan dengan kapitalisasi pasar kecil atau menengah cenderung lebih mudah dimanipulasi pergerakan harganya karena jumlah saham yang beredar tidak terlalu banyak.
  2. Likuiditas Rendah: Saham gorengan biasanya memiliki volume perdagangan yang rendah. Hal ini memudahkan pihak-pihak tertentu untuk mengendalikan pasokan dan permintaan saham, sehingga mempengaruhi harganya secara signifikan.
  3. Volatilitas Tinggi: Harga saham gorengan dapat melonjak tajam dalam waktu singkat, namun juga dapat anjlok dengan cepat tanpa alasan fundamental yang jelas. Pergerakan harga yang ekstrem ini menciptakan peluang keuntungan besar bagi spekulator, namun juga risiko kerugian yang signifikan.
  4. Fundamental Perusahaan Kurang Solid: Kinerja keuangan perusahaan yang sahamnya menjadi gorengan sering kali tidak terlalu baik, bahkan cenderung merugi. Kenaikan harga saham tidak didukung oleh pertumbuhan pendapatan, laba, atau prospek bisnis yang menjanjikan.
  5. Adanya Aksi Spekulasi dan Manipulasi: Pergerakan harga saham gorengan sering kali dipengaruhi oleh rumor, berita tidak terkonfirmasi, atau bahkan tindakan manipulasi pasar oleh pihak-pihak tertentu yang memiliki kepentingan.

Hal senada juga disampaikan Tim Riset CNBC Indonesia yang dimuat dalam instagram.com/ngertisaham/ tentang ciri-ciri saham gorengan, yaitu:

1. Terindikasi Unusual Market Activity (UMA) 

UMA merupakan aktivitas perdagangan dan/atau pergerakan harga suatu efek yang tidak biasa pada suatu kurun waktu tertentu di bursa yang menurut penilaian bursa dapat berpotensi mengganggu terselemggaranya perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien. 

Ada baiknya membeli saham yang tidak tergolong UMA karena saham-saham tersebut pergerakannya dianggap tidak wajar dan berisiko tinggi. Bursa sendiri dalam situsnya menyediakan daftar saham-saham yang masuk dalam kategiri tersebut

2. Volumenya turun-naik secara drastis

Seringkali volume perdagangannya naik sangat tinggi seolah-olah sahamnya banyak diburu para pelaku pasar. Padahal dalam kesehariannya, saham tersebut terbilang sepi atau jarang diperdagangkan.

Volume tersebut biasanya terlihat pada grafik batang yang mencerminkan banyaknya transaksi  di bawah grafik harga saham.

3. Berasal dari saham-saham lapis dua dan tiga.

Umumnya saham gorengan adalah saham-saham non blue chip (bukan saham unggulan) atau yang berasal dari saham lapis dua atau tiga yang menjadi sasaran para Bandar untuk dimanfaatkan. Hal ini mengingat untuk saham-saham unggulan punya harga lebih tinggi sehingga butuh mudal cukup besar untuk ‘digoreng’. Saham lapis tiga (peny stock) juga umumnya yang paling berisiko dijadikan sasaran oleh para Bandar kapitalismenya yang kecil.

Jika tidak mengenal fundamental saham yang akan dibeli dengan baik, ada baiknya bertransaksi pada saham-saham yang masuk dalam kategori papan utama di bursa.

4. Tidak didukung fundamental perusahaan.

Umumnya pergerakan saham-saham gorengan tidak didasarkan faktor fundamental yang dapat membuat perusahaan semakin melambungkan bisnisnya.

Sebagai contohnya, laba yang meningkat pesat, penjualan yang naik drastis, ditemukannya cadangan tambang dalam jumlah besar, maupun aksi korporasi yang berpengaruh positif bagi perusahaan. Untung saham gorengan tersebut, terkadang ditemui saham tersebut kinerja fundamentalnya masih merugi.

5. Memiliki kapitalisasi pasar yang kecil

Saham gorengan umumnya memiliki kapitalisasi pasar yang kecil dikarenakan sang Bandar dapat dengan leluasa menggerakkan harganya.

Kapitalisasi pasar (market capitalization/market cap), merupakan nilai pasar dari sebuah pasar yang sahamnya diperdagangkan di bursa. Angka market cap berasal dari harga saham dikalikan dengan jumlah unit saham beredar yang diperdagangkan di pasar, nilainya lebih kecil dari nilai asset karena tidak semua saham yang ditempatkan dan disetor penuh dijual ke publik.

Karakteristik Utama Saham Gorengan

Untuk dapat mengidentifikasi saham gorengan, investor perlu memahami karakteristik-karakteristiknya secara lebih mendalam:

  1. Lonjakan Harga yang Tidak Wajar: Salah satu ciri paling mencolok dari saham gorengan adalah kenaikan harga yang sangat signifikan dalam waktu singkat tanpa adanya katalis positif yang mendasarinya. Kenaikan ini sering kali tidak sebanding dengan kinerja perusahaan atau kondisi pasar secara umum. Investor perlu curiga jika suatu saham tiba-tiba meroket tanpa alasan yang jelas.
  2. Volume Perdagangan yang Meningkat Drastis: Seiring dengan kenaikan harga yang tidak wajar, volume perdagangan saham gorengan juga biasanya mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini menunjukkan adanya aktivitas spekulatif yang tinggi dan perpindahan kepemilikan saham yang cepat. Namun, setelah harga mencapai puncaknya, volume perdagangan dapat kembali menyusut dengan cepat.
  3. Rasio-Rasio Keuangan yang Tidak Menarik: Analisis fundamental terhadap saham gorengan sering kali menunjukkan rasio-rasio keuangan yang kurang menarik, seperti Price-to-Earnings Ratio (PER) yang sangat tinggi (tidak wajar), Price-to-Book Value (PBV) yang jauh di atas rata-rata industri, Return on Equity (ROE) dan Return on Assets (ROA) yang rendah atau negatif, serta tingkat utang yang tinggi.
  4. Kurangnya Transparansi dan Informasi: Perusahaan yang sahamnya menjadi gorengan sering kali kurang transparan dalam menyampaikan informasi kepada publik. Laporan keuangan mungkin kurang detail atau sulit dipahami, dan komunikasi dengan investor cenderung terbatas. Kurangnya informasi ini menyulitkan investor untuk melakukan analisis yang mendalam.
  5. Pengaruh Opini dan Rekomendasi yang Tidak Berdasar: Pergerakan harga saham gorengan sering kali dipengaruhi oleh opini atau rekomendasi yang tidak memiliki dasar fundamental yang kuat. Rumor di media sosial atau grup-grup investasi daring dapat dengan cepat memicu aksi beli atau jual yang masif. Investor perlu berhati-hati terhadap informasi yang tidak jelas sumbernya.
  6. Kepemilikan Saham yang Terkonsentrasi: Struktur kepemilikan saham gorengan sering kali terkonsentrasi pada beberapa pihak tertentu. Hal ini memudahkan pihak-pihak tersebut untuk mengendalikan pasokan saham dan mempengaruhi pergerakan harganya. Investor perlu memperhatikan komposisi pemegang saham perusahaan.
  7. Riwayat Pergerakan Harga yang Spekulatif: Saham gorengan sering kali memiliki riwayat pergerakan harga yang sangat spekulatif, dengan lonjakan dan penurunan harga yang ekstrem dalam periode waktu yang singkat. Grafik harga saham biasanya menunjukkan pola "pompa dan buang" (pump and dump), di mana harga dinaikkan secara artifisial, kemudian para spekulator awal menjual sahamnya dengan keuntungan besar, meninggalkan investor lain dengan kerugian.

Risiko Berinvestasi pada Saham Gorengan

Berinvestasi pada saham gorengan mengandung risiko yang sangat tinggi dan tidak sesuai untuk sebagian besar investor, terutama investor jangka panjang yang berorientasi pada nilai. 

Beberapa risiko utama berinvestasi pada saham gorengan meliputi:

  1. Kerugian Finansial yang Signifikan: Ketika harga saham gorengan anjlok, investor yang membeli di harga tinggi berpotensi mengalami kerugian finansial yang sangat besar, bahkan kehilangan seluruh modalnya.
  2. Manipulasi Pasar: Harga saham gorengan sangat rentan terhadap manipulasi pasar oleh pihak-pihak tertentu yang memiliki kepentingan. Investor ritel sering kali menjadi korban dari praktik manipulasi ini.
  3. Likuiditas yang Menghilang: Ketika sentimen pasar berubah dan harga mulai turun, investor mungkin kesulitan untuk menjual saham gorengan mereka karena tidak ada lagi pembeli. Hal ini dapat menyebabkan kerugian yang lebih besar.
  4. Informasi yang Tidak Akurat atau Menyesatkan: Keputusan investasi pada saham gorengan sering kali didasarkan pada informasi yang tidak akurat, rumor, atau bahkan berita palsu. Hal ini dapat mengarah pada keputusan investasi yang buruk.
  5. Tidak Sesuai dengan Strategi Investasi Jangka Panjang: Saham gorengan tidak cocok untuk investor yang memiliki tujuan investasi jangka panjang dan fokus pada pertumbuhan nilai perusahaan yang berkelanjutan.

Cara Menghindari Saham Gorengan

Untuk melindungi diri dari risiko kerugian akibat saham gorengan, investor perlu mengambil langkah-langkah pencegahan sebagai berikut:

  1. Lakukan Analisis Fundamental yang Mendalam: Sebelum berinvestasi pada saham apa pun, lakukan analisis fundamental yang komprehensif terhadap kinerja keuangan perusahaan, prospek bisnis, posisi kompetitif, dan manajemen. Hindari saham perusahaan yang fundamentalnya lemah.
  2. Perhatikan Kapitalisasi Pasar dan Likuiditas: Berinvestasilah pada saham-saham perusahaan dengan kapitalisasi pasar yang lebih besar dan likuiditas perdagangan yang baik. Saham-saham ini cenderung lebih stabil dan sulit dimanipulasi.
  3. Waspadai Lonjakan Harga dan Volume Perdagangan yang Tidak Wajar: Jika suatu saham tiba-tiba mengalami kenaikan harga dan volume perdagangan yang sangat signifikan tanpa alasan fundamental yang jelas, berhati-hatilah. Ini bisa menjadi indikasi adanya aktivitas spekulatif.
  4. Cek Rasio-Rasio Keuangan: Perhatikan rasio-rasio keuangan perusahaan. Hindari saham dengan PER dan PBV yang sangat tinggi, ROE dan ROA yang rendah, serta tingkat utang yang tinggi.
  5. Cari Informasi dari Sumber yang Terpercaya: Jangan mudah terpengaruh oleh rumor atau rekomendasi yang tidak jelas sumbernya. Andalkan informasi dari laporan keuangan perusahaan, analis pasar yang terpercaya, dan berita ekonomi yang kredibel.
  6. Diversifikasi Portofolio: Jangan menaruh seluruh modal investasi Anda pada satu jenis saham, apalagi saham dengan risiko tinggi. Diversifikasi portofolio Anda dengan berinvestasi pada berbagai jenis aset dan sektor industri yang berbeda untuk mengurangi risiko.
  7. Pendidikan dan Kesadaran Diri: Tingkatkan pengetahuan Anda tentang pasar modal dan prinsip-prinsip investasi yang sehat. Pahami profil risiko Anda dan berinvestasilah sesuai dengan tujuan keuangan dan toleransi risiko Anda.

Penutup

Saham gorengan menawarkan potensi keuntungan yang menggiurkan dalam waktu singkat, namun di baliknya tersembunyi risiko kerugian yang sangat besar. Pergerakan harga saham ini lebih didorong oleh spekulasi dan manipulasi pasar daripada fundamental perusahaan yang solid. Investor, terutama pemula, perlu berhati-hati dan menghindari saham gorengan agar terhindar dari kerugian finansial yang signifikan. 

Dengan melakukan analisis fundamental yang mendalam, memahami karakteristik saham gorengan, dan berinvestasi secara bijak, investor dapat membangun portofolio yang sehat dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang mereka. Semoga informasi dan catatan tentang “mengenal lebih dekat saham gorengan dan karakteristiknya” ini bermanfaat untuk Anda.

Share

0 Response to "Mengenal Lebih Dekat Saham Gorengan dan Karakteristiknya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel